Home » » Takut Dengan Aksi Massa

Takut Dengan Aksi Massa

Written By Admin on Selasa, 27 Maret 2012 | 02.25

KANTOR Pemko Medan kemarin terlihat sepi. Beberapa ruangan lengang dari aktivitas pegawai negeri sipil (PNS). Bahkan,Wali Kota,Wakil Wali Kota, Sekretaris Daerah (Sekda), dan para pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sudah meninggalkan kantor sejak pukul 09.30 WIB. Mereka diduga takut dengan aksi massa yang berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM, sehingga membatalkan seluruh agenda pemerintahan.

Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemko Medan Budi Hariono membenarkan bahwa Wali Kota sudah tidak ada jadwal kegiatan, sehingga memutuskan meninggalkan kantor. ”Pak Wali (Kota) memang tidak ada jadwal lagi hari ini setelah tadi pagi berada di kantor. Sekarang Pak Wali ke RS dr Pirngadi Medan menjenguk keluarganya yang sakit,”kata Budi kepada media, kemarin.

Pernyataan Budi ini justru bertolak belakang dengan informasi yang disampaikannya kepada wartawan sekitar pukul 08.25 WIB. Saat itu dia mengirimkan pesan singkat atau short massage service (SMS) kepada wartawan seputar jadwal Wali Kota Medan meninjau Pasar Petisah,Pusat Pasar dan Gudang Gula di Jalan Cemara,serta meninjau pabrik Musim Mas di Jalan Yos Sudarso. Entah kenapa tiba-tiba jadwal itu berubah. Sekitar pukul 09.10 WIB, Budi kembali mengirimkan SMS kepada wartawan yang menyatakan bahwa peninjauan pasar ditunda menjadi besok (27/3).

Kepala Sub Bagian (Kasubag) Protokoler Pemko Medan Zul Fakhri Ahmadi mengakui jika jadwal Wali Kota Medan Rahudman Harahap kemarin kosong. Setelah dari RSUD dr PirngadiMedanatautepatnya sekitar pukul 11.00 WIB, Rahudman kembali ke rumah dinas. “Belum ada memang agenda Pak Wali hari ini. Hal ini juga melihat kondisi yang masih belum kondusif. Mungkin besok juga belum ada jadwal Pak Wali. Kalau sekarang Pak Wali sudah kembali ke rumah dinas,” kata Zul. Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Medan Parluhutan Hasibuan membantah kalau kehadiran PNS di jajaran Pemko Medan kemarin minim.

“Biasa saja kehadiran PNS.Tadi pagi saat apel pagi rata-rata ada 80% PNS yang masuk kerja,” katanya. Tapi kenyataannya, kantor Pemko Medan sangat lengang, banyak ruangan yang sepi dari pegawai. Bahkan parkir mobil dan sepeda motor terlihat sepi. Di sore hari,PNS yang mengikuti apel hanya berkisar 60 orang. Suasana di lingkungan Kantor Pemko Medan kemarin juga tampak berbeda dari biasanya. PNS terlihat tidak ada yang mengenakan pakaian dinas. Padahal, setiap hari Senin seluruh PNS seharusnya mengenakan seragam Linmas berwarna hijau.

Dari pantauan media, PNS dan pimpinan SKPD yang hadir rata-rata mengenakan baju batik dan kemeja. Sejumlah PNS mengaku sengaja tidak mengenakan pakaian dinas untuk menghindari aksi anarkistis massa yang berunjuk rasa. Tidak ada instruksi khusus dari Wali Kota agar PNS tidak mengenakan baju dinas.“Dari pada nanti kami berangkat kerja pulangnya habis dihajar massa, mendingan kami tak pakai seragam dinas,” kata seorang PNS. Asisten Pemerintahan Pemko Medan Daudta P Sinurat juga sengaja mengganti seragam dinas untuk menghindari aksi demonstrasi.

“Karena tadi sewaktu saya berjalan mengenakan baju dinas, saya diteriaki,” katanya. Kepala BKD Kota Medan Parluhutan Hasibuan membenarkan bahwa hingga kini tidak ada instruksi kepada para PNS untuk tidak mengenakan pakaian dinas. “Itu hanya inisiatif dari pegawai saja untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan,” katanya.

Di sisi lain, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Medan kecewa lantaran tak satupun pejabat Pemko yang ada di tempat saat mereka menggelar aksi unjuk rasa sekitar pukul 10.00 WIB. Kita lihat sekarang, tidak ada satupun pemimpin di kantor Pemko Medan ini yang berada di kantor. Padahal, kami hanya ingin menyampaikan aspirasi bahwa rakyat menolak kenaikan harga BBM,” teriak Ketua Cabang GMKI Medan Rikson Tampubolon.

0 komentar: